Online

Selasa, 04 Januari 2011

Social Media

5 Strategi untuk Mendominasi Pemasaran Media Sosial



Blog Pembelajaran, Support System, Internet Marketing Indonesia, Social Marketing, Media Sosial, Strategi MerekPemasaran media sosial adalah suatu alat yang penting untuk bisnis. Situs seperti Twitter, Facebook dan LinkedIn adalah salah satu situs populer yang paling sering dikunjungi di internet dan dapat menghasilkan banyak pengunjung dan penjualan baru.

Banyak perusahaan sudah memanfaatkan pemasaran media sosial sebagai bagian dari strategi bisnis mereka terus-menerus, tetapi persentasi besar ini tidak menyadari sepenuhnya kepentingan yang dibutuhkan untuk memaksimalkan media sosial secara maksimal.

Sekedar mengingatkan kembali, sebelumnya kami telah memberikan pembelajaran mengenai hal-hal yang harus disertakan dalam pemasaran media sosial bagi para internet marketing serta pelaku bisnis pada umumnya. Dan berikut ini adalah 5 KRITERIA PENTING yang perlu diperhatikan untuk kesuksesan menjalankan kampanye media sosial Anda:
  1. Kesadaran akan Kedudukan Search Engine

    Profil media sosial sekarang membuat penampilan biasa dalam daftar search engine/mesin pencari. Kebanyakan mesin pencari menempatkan kepentingan yang lebih besar pada profil tersebut karena mereka cenderung memiliki konten penting yang diperbarui secara rutin dan memberikan informasi berkualitas yang dicari pengguna dari mesin pencari.

    Apapun profil media sosial seharusnya dibuat dengan menempatkan mesin pencari dalam pikiran mereka. Pastikan bahwa kata kunci yang relevan ditempatkan dalam judul, dan konten, dan bahwa setiap link menggunakan keyword/kata kunci (terletak di dalam anchor text). Nama merek harus terlihat jelas untuk meningkatkan kemungkinan mesin pencari menampilkan profil media sosial untuk permintaan pencarian terkait merek tersebut.

    Memiliki profil media sosial muncul dalam daftar Search Engine Result Pages/SERPs akan membangun traffic ke profil tersebut dan kemudian mendapatkan traffic tambahan ke web/blog utama bisnis melalui halaman profil tersebut.
  2. Tambahan Traffic Situs dari Posting Media Sosial

    Search engine sekarang mengindeks dan menampilkan posting individual media sosial dalam hasil pencarian mereka. Mesin pencari menganggap posting ini penting, relevan dan berguna bagi pengguna mereka - 3 dari kriteria utama mesin pencari mencari ketika sebuah halaman memiliki peringkat (atau pengiriman).

    Pengiriman posting berkualitas di situs media sosial dan termasuk link back ke situs utama, atau halaman Web, dalam posting tersebut benar-benar dapat meningkatkan traffic ke situs - jika posting diindeks dan ditampilkan dalam daftar mesin pencari.

    Situs social media bookmarking seperti Digg, StumbleUpon dan Slashdot telah dikenal memandu ribuan pengunjung ke sebuah web/blog. Kirim posting blog - dan konten situs - untuk situs tersebut dan ada kesempatan baik bahwa kiriman akan menangkap kepentingan pembaca dan mengakibatkan peningkatan traffic web/blog.
  3. Gunakan Media Sosial untuk Link Berbasis SEO

    Link back ke situs utama dapat ditempatkan di sebagian besar profil media sosial. Ini adalah link yang berguna dari situs-situs otoritas tinggi dan mempengaruhi kualitas link back yang baik dimana sebuah situs web/blog adalah berperingkat dalam mesin pencari.

    Banyak situs social media bookmarking sekarang menerapkan atribut NOFOLLOW untuk link karena penyalahgunaan, tetapi masih ada beberapa platform utama yang terus menggunakan atribut DoFollow. Sampai artikel pembelajaran ini ditulis, situs-situs social bookmarking yang masih memungkinkan link DoFollow antara lain:


    Bahkan jika sebuah situs bookmarking menerapkan atribut NOFOLLOW, link dalam posting masih dapat membayar deviden. Terlepas dari kekuatan backlink berbasis SEO mereka, orang-orang masih akan ikuti link back ke situs utama dan ini berarti peningkatan traffic dan visibilitas situs yang lebih besar.
  4. Sasaran Pasar Spesifik

    Kesederhanaan membuat profil media sosial memungkinkan untuk menciptakan beberapa kampanye. Sebuah strategi bisnis yang baik harus menjalankan sebuah profil utama media sosial dan kemudian melihat untuk membuatnya lebih kecil, profil bertarget yang diperuntukkan bagi ceruk pasar yang sangat spesifik yang sangat terkait dengan kepentingan utama bisnis.

    Jika sebuah bisnis menjual berbagai macam produk, hal tersebut seharusnya terlihat untuk membuat profil individu yang menargetkan berbagai kategori produk yang dijual. Taktik ini memungkinkan bisnis untuk berkonsentrasi pada setiap bagian dari produk, serta pencarian calon pelanggan untuk produk-produk tertentu, atau jenis produk. Dengan meruntuhkan kampanye media sosial, suatu bisnis dapat memberikan sesuatu yang relevan, informasi penting yang dapat memenuhi kebutuhan untuk individu tertentu yang sangat spesifik.

    Dimana pelaku bisnis lain mencoba menangkap semua pembeli potensial dalam satu jaringan besar dan hanya dapat memberikan informasi umum untuk suatu cakupan luas dari pembaca tentang berbagai seluruh produk mereka - bisnis cerdas, dengan profil ceruk pasar mereka, akan menjangkau setiap subset dan dapat memberikan mereka apa yang mereka cari.
  5. Memperbaiki Pengenalan Merek

    Banyak pebisnis gagal menyadari pentingnya profil media sosial ketika datang untuk meningkatkan pengenalan merek. Platform media sosial ini memiliki jutaan pengunjung setiap hari dan menyediakan sumber daya tiada bandingnya untuk cepat mempromosikan merek atau produk.

    Memiliki situs web/blog utama berperingkat tinggi dalam search engine untuk nama merek tertentu adalah bagus - selama cukup banyak orang yang melakukan pertanyaan pencarian menggunakan kata kunci nama merek khusus. Media sosial memberikan solusi mudah untuk meningkatkan pengenalan merek dan faktor ini harus menjadi yang TERDEPAN dalam strategi media sosial Anda.

    Pastikan merek terlihat jelas dalam profil - memasukkannya dalam judul profil dan bio; mempromosikan merek dengan diam-diam di posting secara sporadis dan jika ada sebuah merek terkait logo bisnis, hal ini harus ditempatkan pada halaman profil utama.

    Kebanyakan para internet marketer telah mengemukakan bahwa seseorang perlu melihat, atau mendengar, sebuah nama merek tujuh kali sebelum mereka mempertimbangkan untuk menjadi pelanggan. Media sosial menawarkan sebuah bisnis solusi terbaik untuk menjangkau audiens potensial terbesar untuk market share merek Anda.
Dengan memanfaatkan pemasaran media sosial dan berkonsentrasi pada 5 kriteria penting ini, setiap bisnis berpotensi dapat memperluas traffic situs web/blog mereka, memimpin penjualan dan mudah mencapai target basis pelanggan. Pemasaran media sosial mulai menjadi sangat KOMPETITIF, namun tidak semua orang telah belajar untuk mengoptimalkan kampanye mereka dan sepenuhnya menggunakan kekuatan pemasaran media sosial. Bisnis yang belajar untuk menyesuaikan strategi dan bermain dengan kekuatan media sosial adalah salah satu yang melompat di depan persaingan.

Senin, 03 Januari 2011

Website

Fungsi Website Adalah Alat Promosi

Website adalah alat pendukung promosi, bukan alat promosi utama. Mengakses website dibutuhkan koneksi internet dan komputer. Ini sangat berbeda dengan media promosi utama lain: kartu nama, poster, stiker, banner, brosur, media cetak (koran, majalah, tabloid, dll) dan media elektronik (radio dan tv). Jadi isi website tidak boleh sekedar memindahkan isi media promosi lain menjadi situs. Tentu saja yang saya maksud disini, bukan situs sejenis situs portal.Jadi mengapa kita perlu website kalau kita sudah berpromosi? Karena calon client membutuhkan informasi lebih dari sekedar yang ada di media promosi lain. Ini sebabnya juga website harus dirancang dengan baik serta dapat menampilkan citra dari produk/jasa kita. Sebagai alat pendukung promosi, website mempunyai keuntungan sebagai berikut:……

Informasi detail dan tuntas dari produk dan jasa kita.Bandingkan dengan iklan (yang mempunyai space terbatas) bahkan di sebuah kartu nama. Dengan melihat di kartu nama tertera alamat website, calon pelanggan akan mengakses situs kita sebelum menghubungi kita, untuk dapat mengenali lebih jauh tentang kita. Contoh lain mungkin seperti barang elektronik, dalam iklan akan singkat sekali, tapi di website kita bisa menuliskan sampai detail technical spesification. Tampilan yang baik akan memberi image yang baik ke calon pelangganPada saat mengunjungi situs kita, calon pelanggan akan menangkap image tentang kita. Situs yang baik dengan isi/content menarik pasti akan menarik calon pelanggan untuk menghubungi langsung. Peran copywriter disini sangat diperlukan untuk situs yang serius. Walaupun media lain juga memberikan image, website mempunyai kelebihan content yang bisa lebih banyak. Isi yang selalu up-to-date.Pengunjung akan selalu berhadapan dengan informasi terkini dari produk/jasa kita, selama kita selalu mengupdate informasi tersebut. Untuk media promosi lain, kebanyakan kita harus merancang ulang. Salah satu identitas Saat ini, alamat website menjadi salah satu identitas. Setiap pengiriman email mengunakan ekstensi domain dari website kita. Agak sulit dibayangkan saat ini, jika perusahaan besar tidak memiliki alamat website. Paling tidak untuk emailnya saja. Pengguna internet yang semakin hari semakin banyak

BLOG

Sejarah

Media blog pertama kali dipopulerkan oleh Blogger.com, yang dimiliki oleh PyraLab sebelum akhirnya PyraLab diakuisi oleh Google.Com pada akhir tahun 2002 yang lalu. Semenjak itu, banyak terdapat aplikasi-aplikasi yang bersifat sumber terbuka yang diperuntukkan kepada perkembangan para penulis blog tersebut.
Blog mempunyai fungsi yang sangat beragam,dari sebuah catatan harian, media publikasi dalam sebuah kampanye politik, sampai dengan program-program media dan perusahaan-perusahaan. Sebagian blog dipelihara oleh seorang penulis tunggal, sementara sebagian lainnya oleh beberapa penulis, . Banyak juga weblog yang memiliki fasilitas interaksi dengan para pengunjungnya, seperti menggunakan buku tamu dan kolom komentar yang dapat memperkenankan para pengunjungnya untuk meninggalkan komentar atas isi dari tulisan yang dipublikasikan, namun demikian ada juga yang yang sebaliknya atau yang bersifat non-interaktif.
Situs-situs web yang saling berkaitan berkat weblog, atau secara total merupakan kumpulan weblog sering disebut sebagai blogosphere. Bilamana sebuah kumpulan gelombang aktivitas, informasi dan opini yang sangat besar berulang kali muncul untuk beberapa subyek atau sangat kontroversial terjadi dalam blogosphere, maka hal itu sering disebut sebagai blogstorm atau badai blog


Jenis-jenis blog

  • Blog politik: Tentang berita, politik, aktivis, dan semua persoalan berbasis blog (Seperti kampanye).
  • Blog pribadi: Disebut juga buku harian online yang berisikan tentang pengalaman keseharian seseorang, keluhan, puisi atau syair, gagasan jahat, dan perbincangan teman.
  • Blog bertopik: Blog yang membahas tentang sesuatu, dan fokus pada bahasan tertentu.
  • Blog kesehatan: Lebih spesifik tentang kesehatan. Blog kesehatan kebanyakan berisi tentang keluhan pasien, berita kesehatan terbaru, keterangan-ketarangan tentang kesehatan, dll.
  • Blog sastra: Lebih dikenal sebagai litblog (Literary blog).
  • Blog perjalanan: Fokus pada bahasan cerita perjalanan yang menceritakan keterangan-keterangan tentang perjalanan/traveling.
  • Blog riset: Persoalan tentang akademis seperti berita riset terbaru.
  • Blog hukum: Persoalan tentang hukum atau urusan hukum; disebut juga dengan blawgs (Blog Laws).
  • Blog media: Berfokus pada bahasan kebohongan atau ketidakkonsistensi media massa; biasanya hanya untuk koran atau jaringan televisi
  • Blog agama: Membahas tentang agama
  • Blog pendidikan: Biasanya ditulis oleh pelajar atau guru.
  • Blog kebersamaan: Topik lebih spesifik ditulis oleh kelompok tertentu.
  • Blog petunjuk (directory): Berisi ratusan link halaman website.
  • Blog bisnis: Digunakan oleh pegawai atau wirausahawan untuk kegiatan promosi bisnis mereka
  • Blog pengejawantahan: Fokus tentang objek diluar manusia; seperti anjing
  • Blog pengganggu (spam): Digunakan untuk promosi bisnis affiliate; juga dikenal sebagai splogs (Spam Blog)

Hosting

Apa Itu Hosting?

Web Hosting by Srilanka Web Hosting

Hosting adalah tempat atau jasa internet untuk membuat halaman website yang telah anda buat menjadi online dan bisa diakses oleh orang lain.
Menurut Wikipedia Indonesia, yang dimaksud dengan hosting adalah:
Hosting adalah jasa layanan internet yang menyediakan sumber daya server-server untuk disewakan sehingga memungkinkan organisasi atau individu menempatkan informasi di internet berupa HTTP, FTP, EMAIL atau DNS. Server hosting terdiri dari gabungan server-server atau sebuah server yang terhubung dengan jaringan internet berkecepatan tinggi.
Jenis-Jenis Hosting yang Ada
Ada beberapa jenis layanan hosting yaitu shared hosting, VPS atau Virtual Dedicated Server, dedicated server, colocation server.
  1. Shared Hosting adalah menggunakan server hosting bersama sama dengan pengguna lain satu server dipergunakan oleh lebih dari satu nama domain. Artinya dalam satu server tersebut terdapat beberapa account yang dibedakan antara account satu dan lainnya dengan username dan password.
  2. VPS, Virtual Private Server, atau juga dikenal sebagai Virtual Dedicated Server merupakan proses virtualisasi dari lingkungan software sistem operasi yang dipergunakan oleh server. Karena lingkungan ini merupakan lingkungan virtual, hal tersebut memungkinkan untuk menginstall sistem operasi yang dapat berjalan diatas sistem operasi lain.
  3. Dedicated Server adalah penggunaan server yang dikhususkan untuk aplikasi yang lebih besar dan tidak bisa dioperasikan dalam shared hosting atau virtual dedicated server. Dalam hal ini, penyediaan server ditanggung oleh perusahaan hosting yang biasanya bekerja sama dengan vendor.
  4. Colocation Server adalah layanan penyewaan tempat untuk meletakkan server yang dipergunakan untuk hosting. Server disediakan oleh pelanggan yang biasanya bekerja sama dengan vendor.
Mengapa Blogger Memerlukan Hosting?
Yap, sebagai seorang blogger tentunya secara anda sadari atau tidak pasti membutuhkan tempat mempublikasikan tulisan anda ke dunia internet. Contohnya jika anda mempunyai blog di WordPress.com, Blogger.com, Multiply.com, DagDigDug.com, dan jasa blog lainnya, otomatis anda telah memakai jasa hosting yang mereka sediakan. Tapi jika anda memilih untuk self-hosted seperti Bloggingly ini :D , maka tentunya anda harus memiliki sewa hosting sendiri.
Memilih Jasa Web Hosting yang Baik
Ketika anda memutuskan untuk memiliki blog atau website yang hosting sebdiri, maka anda harus bisa memilih-milih jasa web hosting yang baik. Yang harus anda perhatikan ketika memilih hosting untuk blog atau website anda adalah:
  1. Kebutuhan anda terhadap space dan bandwidth. Semakin banyak tulisan anda, maka semakin besar space yang akan dibutuhkan. Semakin banyak pengunjung blog anda maka semakin besar bandwidth yang dibutuhkan agar tidak terjadi server full load
  2. Perhatikan layanan dan fitur dari tempat anda akan menghostingkan blog atau website anda. Bisa mencakup software apa saja yang ada di hostingnya serta support dari jasa hostingnya.
  3. Target pembaca. Jika anda memilih target pembaca dari dalam negeri ada baiknya menggunakan server lokal saja agar lebih menghemat bandwidth. Tetapi jika anda memilih target yang glogal, maka tak ada salahnya anda memilih server luar negeri seperti di Amerika. Tapi keadaan ini tidaklah mutlak :D
  4. Harga yang pas. Konsultasikan kepada mereka yang lebih paham tentang kebutuhan hosting anda agar jasa yang anda sewa sesuai dengan uang yang akan anda keluarkan.
Cara Menyewa Web Hosting
  1. Untuk menyewa jasa hosting anda perlu mengetahui hosting mana saja yang tersedia di tempat anda atau setidaknya di Indonesia.
  2. Kemudian anda klik bagian registrasi dari setiap halaman utama jasa hosting tersebut.
  3. Ikuti saja langkah yang di instruksikan seperti memilih nama domain, cek ketersediaan nama domain yang anda inginkan seperti di IDwebhost.com, dan selesaikan pembayarannya.
  4. Jika hosting anda sudah online biasanya anda akan mendapat email dari penyedia jasa atau chat saja officer yang sedang online di homepagenya.
Beberapa Penyedia Hosting Lokal di Indonesia

Domain

Tips Memilih Nama Domain

Nama Domain adalah alamat untuk website anda, terdiri dari dua kata yang digabung atau dipisahkan dengan dash (tanda -) ada juga yang terdiri dari satu kata bahkan lebih dari dua kata digabung.
Rata-rata nama domain menggunakan nama perusahaan pemilik domain tersebut, ada juga yang menggunakan nama produk mereka sebagai nama domain. Akhir-akhir ini, banyak juga perorangan yang menggunakan nama domain dengan nama mereka, sebagai alamat situs mereka yang mayoritas dipakai untuk blog.
Sebelum anda memiliki web, banyak hal yang harus diingat sebelum membeli nama domain untuk situs anda. Cara menamakan situs ini sebaiknya dipikir matang matang, berikut kami coba memberikan tips dalam memilih nama domain :
Nama Singkat dan Mudah Diingat
Nama domain yang dipilih sebaiknya singkat, semakin singkat semakin baik, Qwords.com misalnya, Alasannya adalah domain ini mudah dihapal oleh semua kalangan, Dalam banyak kasus di internet, nama domain yang singkat dapat memberikan kontribusi penjualan dan promosi yang cukup baik. Qwords.com Juga sudah diidentikkan oleh mayoritas pengguna internet sebagai penyedia layanan web hosting Indonesia yang terpercaya dan murah harganya.
Mudah di Eja
Nama domain sebaiknya mudah dibaca dan di eja, Qwords.com misalnya (keywords). Jika nama perusahaan anda adalah CV Maju Jaya Motor Mandiri Indonesia, maka nama yang cocok adalah majujayamotor.com karena mudah diingat dan memiliki bunyi yang bermakna sama dengan nama perusahaan.
Berhubungan dengan Isi dari website anda
Sebaiknya nama yang dipilih berkaitan dengan isi dari website anda, semisal anda berjualan produk sepatu, maka website anda bisa berbunyi demikian, sepatucibaduyut.com. ini merupakan nilai tambah bagi anda untuk mempromosikan situs anda dikalangan orang lain
Gunakan ekstensi nama domain Internasional
Mengapa demikian ? karena penggunaan extensi nama domain internasional membuat perusahaan anda mudah diingat, dalam benak manusia, nama domain adalah dot com, jika anda menggunakan .org akan cenderung terasumsikan sebagai organisasi, jika dipergunakan untuk berjualan, akan berbeda maknanya.

Keywoard

Lima langkah membuat efektif keyword

Lima langkah membuat efektif keyword web desain grafisRieset keyword adalah sesuatu aspek yang vital dari perencanaan Search Engine Optimizaton, jika situs anda memasang keyword yang salah, search engine dan customer anda tidak akan menemukan website anda
Proses riset keyword dapat di jabarkan dalam beberapa poin berikut ini:

1 ? Ciptakan Daftar Keyword dan Cek Daftar Tersebut 2x
2 ? Gunakan Tool Riset Keyword
3 ? Pastikan Daftar Keyword Anda Sekali Lagi
4 ? Rencanakan Langkah Anda
5 ? Submit ke Search Engine

Penjelasan:
1 ? Ciptakan Daftar Keyword dan Cek Daftar Tersebut 2x
Langkah pertama dalam proses adalah  membuat daftar potensial keyword. Pikirkan semua kata-kata yang akan di ketikkan visitor dalam kotak search google atau search engine lainnya untuk menemukan website anda
contoh "tutorial photoshop" atau "laptop murah"
2 ? Gunakan Tool Riset Keyword
Dalam hal ini kita ambil contoh kita hendak memasang keyword "tutorial photoshop", sebelumnya kita tidak tahu berapa nilai persainganm, dari keyword "tutorial photoshop" tersebut, semakin tinggi nilai persaingan maka semakin banyak visitor mencari keyword tersebut.
Contoh:
Perbandingan dan Nilai persaingan
tutorial photoshop 50
belajar photoshop  20
maka orang lebih suka mencari keyword "tutorial photoshop" daripada "belajar photoshop"
Nah dalam mencari perbandingan nilai keyword kita dapat menggunakan beberapa tool yang tersedia di internet, ada yang gratis dan ada yang bayar, diantaranya:
Overture Keyword Selector Tool (Gratis):
http://inventory.overture.com/d/searchinventory/suggestion/
Overture selain menunjukkan persaingan keyword, dia juga menampilkan kombinasi frase-frase keyword terkait
hal ini cocok untuk mencari "Niche Market"
Wordtracker: - tool bagus, tapi untuk versi gratisnya dia hanya menampilkan Search Result MSN,
http://www.wordtracker.com/
Google AdWords Keyword Tool:
https://adwords.google.com/select/KeywordToolExternal
Bagi yang ingin memasang Adwords anda bisa mengetahui harga keyword di sini
3 ? Pastikan Daftar Keyword Anda Sekali Lagi
Dibagian ini anda tahu sendiri apa yang harus nya di lakukan, apakah memilih keyword yang mempunyai persaingan tinggi atau persaingan rendah (Niche market)
Contoh:
Perbandingan dan Nilai persaingan
tutorial photoshop 50
belajar photoshop  20
Disini terserah, anda pilih menggunakan keyword yang mana
=> Jika anda menggunakan keyword yang mempunyai persaingan tinggi, maka untuk mengimbanginya website anda harus ber-pagerank tinggi pula
=> Jika anda menggunakan keyword yang mempunyai persaingan rendah (Niche Market), maka website anda dapat dengan mudah meraih Ranking #1 di Google
4 ? Rencanakan Langkah Anda
Siapkan langkah anda dan pasang keyword-keyword tersebut pada:
# Title Tag <title>
# Meta Description Tags <meta decscription=>
# Meta Keywords Tag <meta keyword=>
# Headings <h1> <h2>
# Alt text <alt>
# Anchor Text/ Navigational Links <a href=> keyword </a>
5 ? Submit ke Search Engine
Anda bisa mensubmit website anda ke Google di : www.google.com/addurl dan Yaho

SOE

The Special Operations Executive (SOE) (sometimes referred to as "the Baker Street Irregulars") was a World War II organisation of the United Kingdom. It was officially formed by Prime Minister Winston Churchill and Minister of Economic Warfare Hugh Dalton on 22 July 1940, to conduct warfare by means other than direct military engagement. Its mission was to encourage and facilitate espionage and sabotage behind enemy lines and to serve as the core of the Auxiliary Units, a British resistance movement.
It was also known as "Churchill's Secret Army" or "The Ministry of Ungentlemanly Warfare" and was charged by Churchill to "set Europe ablaze." It was publicly concealed as a Joint Technical Board and sometimes as an Inter-Service Research Bureau.
The SOE directly employed or controlled just over 13,000 people, about 3,200 of whom were women.[1] It is estimated that SOE supported or supplied about 1,000,000 operatives worldwide



Origins

The organization was formed from the merger of three existing secret departments, which had been formed shortly before the outbreak of the Second World War. Immediately after Germany annexed Austria (the Anschluss) in March 1938, the Foreign Office created a propaganda organisation known as Department EH (after Electra House, its headquarters), run by Canadian newspaper magnate Sir Campbell Stuart. Later that month, the Secret Intelligence Service (SIS, also known as MI6) formed a section known as Section D, under Major Lawrence Grand, to investigate the use of sabotage, propaganda and other irregular means to weaken an enemy. In the autumn of the same year, the War Office set up a department, nominally for the purpose of research into guerrilla warfare and known initially as GS (R), headed by Major J. C. Holland. GS (R) was renamed MI R in early 1939.
These three departments worked with few resources until the outbreak of war. There was much overlap between their activities and Section D and EH duplicated much of each others' work. On the other hand, Section D and MI R shared information. Their heads were both officers of the Royal Engineers and knew each other.[2] They agreed a rough division of their activities; MI R researched irregular operations which could be undertaken by regular uniformed troops, while Section D dealt with truly undercover work.[2]
During the early months of the war, Section D was based at the Metropole Hotel in London.[3] The Section attempted unsuccessfully to sabotage deliveries of vital strategic materials to Germany from neutral countries by mining the Iron Gate on the River Danube.[4] MI R meanwhile produced pamphlets and technical handbooks for guerrilla leaders. MI R was also involved in the formation of the Independent Companies, autonomous units formed from within second-line Territorial Army divisions which were intended for sabotage and guerrilla operations behind enemy lines and which later developed into the British Commandos, and the Auxiliary Units, stay-behind resistance groups which would act in the event of an Axis invasion of Britain, as seemed possible in the early years of the war.[5]

[edit] Formation

On 13 June 1940, at the instigation of newly-appointed Prime Minister Winston Churchill, Lord Hankey persuaded Section D and MI R that their operations should be coordinated. On 1 July, a Cabinet level meeting arranged the formation of a single sabotage organisation. On 16 July, Hugh Dalton, the Minister of Economic Warfare, was appointed to take political responsibility for the new organisation, which was formally created on 22 July. Dalton used the Irish Republican Army (IRA) during the Irish war of Independence as a model for the organisation.[6][7][8] One department of MI R, MI R(C), which was involved in the development of weapons for irregular warfare, was not integrated into the SOE but became an independent body codenamed MD1. (It was nicknamed "Churchill's Toyshop" from the Prime Minister's close interest in it and his enthusiastic support.) Majors Grand and Holland both returned to service in the regular army and Campbell Stuart left the organisation.

[edit] Leadership

The Director of SOE was usually referred to by the initials "CD". The first Director to be appointed was Sir Frank Nelson, a former head of a trading firm in India, a back bench Conservative Member of Parliament and Consul in Bern.
Dalton was replaced as Minister of Economic Warfare by Lord Selborne in February 1942. Selborne in turn retired Nelson, who had suffered ill health as a result of his hard work, and appointed Sir Charles Hambro, head of the English banking firm Hambro's to replace him. Hambro had been a close friend of Churchill's before the war and had won the Military Cross in the First World War. Selborne also transferred Gladwyn Jebb who, as one of Dalton's senior civil servants had run the Ministry's day-to-day dealings with SOE, back to the Foreign Office.[9]
Selborne and Hambro cooperated closely until August 1943, when they fell out over the question of whether SOE should remain a separate body or coordinate its operations with those of the British Army in several theatres of war. Hambro felt that this loss of control would cause a number of problems for SOE in the future. At the same time, Hambro was found to have failed to pass on vital information to Selborne. He was dismissed as Director, and became head of a raw materials purchasing commission in Washington, D.C., which was involved in the exchange of nuclear information.[10]
Major General Colin McVean Gubbins, Director of SOE from August 1943
As part of the subsequent closer ties between the Imperial General Staff and SOE, Hambro's replacement as Director from September 1943 was the former Deputy Director, Major General Colin Gubbins. Gubbins had wide experience of commando and clandestine operations and had played a major part in MI R's early operations. He also put in practice many of the lessons he learned from the IRA during the Irish war of independence.[6]

[edit] Relationships

SOE cooperated fairly well with Combined Operations Headquarters during the middle years of the war, usually on technical matters as SOE's equipment was readily adopted by commandos and other raiders. This support was lost when Vice Admiral Louis Mountbatten left Combined Operations, though by this time SOE had its own transport and had no need to rely on Combined Operations for resources. On the other hand, the Admiralty objected to SOE developing its own underwater vessels, and the duplication of effort this involved.[11]
SOE's relationships with the Foreign Office and with SIS, which the Foreign Office controlled, were usually more difficult. Where SIS preferred placid conditions in which it could gather intelligence and work through influential persons or authorities, SOE promised turbulent conditions and often backed anti-establishment organisations, such as the Communists, in several countries. At one stage, SIS actively hindered SOE's attempts to infiltrate agents into enemy-occupied France.[12]
SOE's activities in enemy-occupied territories also brought it into conflict with the Foreign Office on several occasions, as various governments in exile protested at operations taking place without their knowledge or approval, which sometimes resulted in Axis reprisals against civilian populations. SOE nevertheless generally adhered to the rule, "No bangs without Foreign Office approval."[13]

[edit] Organisation

The organisation of SOE continually evolved and changed during the war. Initially, it consisted of three broad departments: SO1, which dealt with propaganda; SO2 (Operations); and SO3 (Research). SO3 was quickly overloaded with paperwork[14] and was merged into SO2. In August 1941, following quarrels between the Ministry of Economic Warfare and the Ministry of Information over their relative responsibilities, SO1 was removed from SOE and became an independent organization, the Political Warfare Executive.[15]
Thereafter there was a single, broad "Operations" department which controlled the Sections operating into enemy and sometimes neutral territory, and the selection and training of agents. Operations were controlled by Sections, each assigned to a single country. Some enemy-occupied countries had two or more sections assigned to deal with politically disparate resistance movements. (France had no less than six).
Four departments and some smaller groups were controlled by the Director of Scientific Research, and were concerned with the development or acquisition and production of special equipment.[16] A few other sections were involved with economic research and administration, although SOE had no central registry or filing system.
The Director of SOE had either a Deputy from the Army, or (once Gubbins became Director) an Army officer as Chief of Staff. The main controlling body of SOE was its Council, consisting of around fifteen heads of departments or sections. About half were from the armed forces (although some were specialists who were only commissioned after the outbreak of war), the rest were various civil servants, lawyers, or business or industrial experts.
Several subsidiary SOE headquarters and stations were set up to manage operations which were too distant for London to control directly. SOE's operations in the Middle East and Balkans were controlled from a headquarters in Cairo, which was notorious for poor security, infighting and conflicts with other agencies. It finally became known in April 1944 as Special Operations (Mediterranean), or SO(M). A subsidiary headquarters was later set up in Italy under the Cairo headquarters to control operations in the Balkans.[17] There was also a station near Algiers, established in late 1942 and codenamed "Massingham", which operated into Southern France.
An SOE station, which was first called the India Mission, and was subsequently known as GS I(k) was set up in India late in 1940. It subsequently moved to Ceylon and became known as Force 136. A Singapore Mission was set up at the same time as the India Mission but was unable to overcome official opposition to its attempts to form resistance movements in Malaya before the Japanese overran Singapore. Force 136 took over its surviving staff and operations.
There was also a branch office in New York, formally titled British Security Coordination, and headed by the Canadian businessman Sir William Stephenson. This branch office, located at Room 3603, 630, Fifth Avenue, Rockefeller Center, coordinated the work of SIS and MI5 with the American Federal Bureau of Investigation and Office of Strategic Services.